Terwujudnya Sekolah Berbudaya Literasi
Sekolah menjadi lingkungan yang literat, di mana seluruh warga sekolah—guru, siswa, dan tenaga kependidikan—terbiasa membaca, menulis, berdiskusi, dan berpikir kritis.

Indikator:

• Setiap kelas memiliki pojok baca aktif.
• Kegiatan literasi harian berjalan konsisten.
• 80% siswa memiliki jurnal literasi pribadi.
  
  

Peningkatan Prestasi Literasi di Tingkat Daerah dan Nasional
Sekolah menargetkan peningkatan capaian prestasi dalam lomba-lomba literasi seperti menulis cerpen, membaca puisi, debat, dan karya ilmiah remaja.

Indikator:

• Siswa menjadi finalis atau juara lomba literasi di tingkat kota/provinsi/nasional.
• Sekolah menjadi rujukan praktik baik literasi di daerah.

Lahirnya Karya Literasi Siswa dan Guru yang Terpublikasi
Sekolah menghasilkan berbagai karya literasi berupa antologi puisi, cerpen, buku motivasi, atau majalah sekolah yang diterbitkan secara berkala.

Indikator:

• Terbit minimal 1 buku antologi setiap tahun.
• Majalah atau buletin literasi sekolah terbit rutin dua kali setahun.
• Guru dan siswa aktif menulis di media massa atau jurnal pendidikan.

Penguatan Ekosistem Literasi Berbasis Kolaborasi dan Teknologi
Sekolah membangun sistem literasi digital dan kemitraan dengan komunitas, perpustakaan daerah, dan lembaga pendidikan lain untuk memperluas jangkauan dan dampak literasi.

Indikator:

• Tersedia portal literasi digital sekolah.
• Terlaksana program “Sahabat Literasi” bersama komunitas atau alumni.
• Literasi terintegrasi dalam kegiatan ekstrakurikuler dan proyek Profil Pelajar Pancasila.